Selasa, 10 Januari 2012

CUKA KULIT PISANG

Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Berdasarkan pemanfaatannya, pisang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: (1) Pisang meja yaitu buah pisang yang dapat langsung dimakan tanpa harus dimasak terlebih dahulu dan umumnya disediakan sebagai buah segar, contoh: pisang ambon putih, pisang ambon lumut, pisang raja, pisang susu dan lain-lain; dan (2) Pisang olah, yaitu buah pisang baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah (direbus, digoreng,dikukus, dipanggang), contoh: pisang tanduk, pisang kapas, pisang nangka, dan lain-lain.



Sebagian besar konsumen setelah makan buah pisang lalu membuang kulitnya begitu saja, bahkan dianggap sampah. Padahal dari kulit buah pisang tersebut dapat diolah menjadi cuka pisang, karena kulit pisang masih mengandung karbohidrat sekitar 18,5%.

Penjelasan cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

1. Pemotongan

2. Perebusan

3. Penyaringan I

4. Pendinginan

5. Penyaringan II

6. Pendidihan

7. Pembotolan

Kulit pisang dipotong atau dicacah. Potongan-potongan kulit pisang direbus dengan air sebanyak 150 liter. Setelah direbus, laludisaring dengan kain saring dalam stoples. Dari 100 kg kulit pisang yang telah direbus dengan 150 liter air kini menjadi: (a) cairan kulit pisang +135 liter, (b) sisa bahan padat112,5 kg, dan (c) bagian yang hilang 7,5 kg. Kemudian pada cairan kulit pisang ditambahkan 120 gr ammonium sulfit dan 20 kg gula pasir. Didinginkan kemudian tambahkan ragi roti (Saccharomices cerevisiae) sebanyak 0,5 kg Biarkan fermentasi berlangsung selama 1 minggu. Hasil fermentasi cairan kulit pisang disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dan disaring menjadi 130 liter larutan beralkohol dan5 liter produk yang tidak terpakai. Pada larutan beralkohol ditambahkan induk cuka (Acetobacter aceti) sebanyak 25 liter, lalu biarkan fermentasi berlangsung selama 3 minggu. Hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan (pasteurisasi)

Manfaat cuka kulit pisang adalah sebagai penyedap rasa asam pada acar, bakso, dan lain sebagainya atau digunakan pada proses pencucian ikan-ikan laut untuk menghilangkan bau amis.

Ciri-ciri cuka kulit pisang berkualitas baik adalah:

1. Warna keabu-abuan.

2. Kenampakan sedikit berselaput, tidak ada endapan.

3. Aroma bau dan rasa asam yang khas.

4. Konsentrasi asam 3,8% - 4,7%.


Setelah dididihkan dan masih dalam keadaan panas, cuka pisang dimasukkan kedalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalam temperatur kamar. Dari 100 kg bahan baku kulit pisang akan dihasilkan cuka pisang sebanyak 120 liter, sedangkan endapan (bagian yang hilang) sebanyak 33 liter. Biasanya pemasaran cuka pisang dikemas dalam botol plastik berukuran 80 ml, sehingga kini kita memiliki 1.500 botol cuka pisang yang siap dijual.


Materi Teknologi Fermentasi dalam Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Oleh : Debby Sumanti, Ir., MS.

Senin, 26 Desember 2011

LANGKAH CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN BENAR

Tips Cara Cuci Tangan Dengan Sabun Yang Baik Dan Benar - Mencuci Tangan Membunuh Kuman
Sat, 12/04/2008 - 11:11am — godam64

Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya.

Banyak orang yang menyepelekan dan melupakan aktifitas mencuci tangan setelah melakukan suatu pekerjaan dan sebelum makan sehingga mereka beresiko terserang penyakit yang berasal dari kuman di tangan.

Mencuci tangan yang baik dan sehat membutuhkan beberapa peralatan sebagai berikut di bawah ini :
1. Sabun / antiseptik
2. Air bersih
3. Lap / tisu kering bersih

Untuk hasil yang maksimal disarankan mencuci tangan dengan baik, tidak terburu-buru, serius dan teliti yaitu minimal dilakukan selama 20 detik. Dengan melakukan pencucian tangan yang bersih dan teratur dapat menjauhkan kita dari virus, bakteri dan kuman penyebab penyakit yang umumnya menyerang sistem pencernaan tubuh kita.

Salah satu penyakit yang biasa diakibatkan oleh kuman yang ikut masuk ke dalam tubuh manusia bersama makanan adalah diare alias mencret. Selain di disebabkan oleh kuman penyakit, diare juga dapat ditimbulkan oleh kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi (kurang minum).

Proses Langkah / Tahap Mencuci Tangan Dengan Sabun Antiseptik Yang Baik :
1. Basahi sampai bersih dan rata tangan kita dengan air bersih yang mengalir.
2. Sabuni telapak tangan kita sampai berbusa secukupnya dengan sabun batang / cair yang dapat membunuh kuman.
3. Usap-usap kedua telapak tangan kita sampai rata.
4. Usap kedua bagian punggung tangan sampai merata.
5. Bersihkan jari dan kuku jari kita sampai bersih.
6. Bilas dengan air bersih yang mengalir sampai busa sabun tidak ada yang tersisa.
7. Lap tangan kita dengan lap tangan atau tisu yang bersih sampai kering.

Tips Tambahan :
- Sebaiknya kuku jari tangan kita tidak dibiarkan panjang, karena dapat menjadi sarang penyakit. Jika memang suka kuku panjang maka rawatlah dengan baik dan hindarkan dari benturan / cedera kuku agar kuku tidak terluka atau terlepas.

Selasa, 20 Desember 2011

AWAS DIARE PADA ANAK

Memasuki triwulan pertama 2011, angka penderita diare di Pacitan mengalami kecenderungan meningkat. Dari data pasien yang dirawat di RSUD Pacitan diketahui sepanjang bulan Januari jumlah pasien diare yang menjalani perawatan mencapai 67 orang. Dari jumlah itu sebagian besar adalah balita dengan jumlah 32 anak.Sementara terhitung hingga memasuki pekan terakhir di bulan Pebruari jumlahnya mencapai angka sama yakni 67 pasien.

Padahal untuk pasien diluar tanggal itu belum tercatat. Dan secara periode waktu bulan Februari lebih pendek dari bulan sebelumnya.
       Dikonfirmasi Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Pacitan, Hendra Purwaka mengatakan, ada beberapa penyebab menjangkitnya diare. Selain karena cuaca yang tidak menentu, faktor adanya virus akibat sanitasi juga ikut berperan. Baik personal maupun lingkungan. Dari faktor personal misalnya, balita yang terjangkit kemungkinan karena orang tuanya kurang memperhatikan segi kesehatan makanan maupun peralatannya. Begitu juga dengan jenis dan bahan makanan yang dikonsumsi juga harus diwaspadai.

Menyikapi hal tersebut Hendra Purwaka berharap agar orang tua lebih memperhatikan kesehatan anak-anak. Sebab, dalam periode itu mereka rawan terserang berbagai penyakit karena masih dalam tahap adaptasi dengan lingkungan. Demikian pula dengan pengawasan terhadap konsumsi panganan yang mengandung campuran zat-zat berbahaya. Khususnya ketika disekolah.

Karena bersifat endemis (selalu ada), jika dihitung per tahun jumlah penderita diare mencapai ribuan orang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan pada tahun 2008 terdapat sekitar 8.651 warga yang terjangkit diare. Jumlah terbanyak berasal dari Kecamatan Ngadirojo (697 penderita). Disusul kemudian oleh Kecamatan Nawangan (454 penderita) dan Kecamatan Kota Pacitan (352 penderita). Sementara sepanjang tahun 2010 lalu jumlah penderita turun menjadi sekitar 2.300 orang penderita saja.

HARI CUCI TANGAN DUNIA


Kegiatan rutin mencuci tangan yang kadang diremehkan ternyata bisa mengurangi sekitar 40 persen penyakit menular. Bahkan penyakit diare bisa dicegah hingga 80 persen sampai 90 persen dengan melakukan cuci tangan dan sanitasi total dalam arti didukung oleh hal lainnya seperti makanan dan lingkungan. Tanggal 5 Mei dan 15 Oktober hampir 70 negara di dunia termasuk Indonesia memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). PPB telah mencanangkan hari itu sebagai Hari Mencuci Tangan Sedunia atau Global Hand Washing Day.
 sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kesehatan diri dan keluarga sehingga bisa memperoleh kehidupankesehatan yang lebih optimal.

Berbagai penyakit menular seperti Infeksi Saluran cerna, muntaber, ISPA, influenza termasuk virus H5N1 dan H1N1, atau beberapa penyakit yang ditularkan oleh virus dan bakteri dapat dicegah dengan cuci tangan. Cuci tangan pakai sabun di sekolah, hal ini diharapkan agar kebiasaan untuk selalu mencuci tangan sudah ditanamkan sejak dini sehingga nantinya anak-anak tersebut akan terbiasa untuk mencuci tangan hingga dewasa. Selain anak-anak, kesadaran untuk mencuci tangan pakai sabun juga harus ditingkatkan pada semua lapisan masyarakat.

Dari berbagai riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku hygiene, seperti cuci tangan pakai sabun pada waktu penting. Menurut penelitian Fewtrell l, Kaufmann RB, perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan  intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara lainnya dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan dan  diare terutama pada bayi dan balita.

Orangtua harus lebih peduli untuk mengajarkan budaya melakukan cuci tangan pakai sabun, terutama saat sebelum menyiapkan makan, sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi, setelah bepergian dan setelah bersin atau batuk

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.

Penentruan Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia pada 15 Oktober dilakukan pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus, 2008 di Stockholm seiring dengan penunjukkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum PBB. Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat qpada khususnya.

Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia adalah upaya meqmobilisasi jutaan orang diseluruh dunia untuk mencuci tangan mereka dengan sabun. Inisyatif ini dikumandangkan oleh PPWH, Kemitraan Swasta dan Publik untuk Cuci Tangan (Public Private Partnership for Handwshing) dan didukung oleh PBB.

Public-Private Partnership for Handwashing with Soap (PPP-HWWS) atau KPS-CTPS yang terdiri dari Unilever (Lifebuoy), WSP, UNICEF, ESP, HSP, Aman Tirta, Reckitt Benckiser, dan beberapa badan internasional lainnya telah menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang akan dirayakan bersama oleh jutaan anak di 52 negara, di 5 benua, untuk mendukung dan menyukseskan tahun Sanitasi Internasional 2008. Hal ini juga dilakukan untuk menarik perhatian dan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun.
    
 Upaya percepatan peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) ini perlu dilakukan karena fakta menunjukan bahwa masih rendahnya kebiasaan cuci tangan. Data survei Baseline Environmental Services Program (ESP-USAID) 2006, menunjukkan penelitian kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan hanya 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya 6%.

Salah satu tujuan dari kampanye ini adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak dimana lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangin dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, yang menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen.

Disamping itu kampanye juga dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi disekolah. Menurut Unicef kurangnya akses untuk air bersih mengakibatkan penurunan tingkat kehadiran anak perempuan disekolah saat mereka memasuki masa puber, karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Akses air bersih dan sanitasi ditenggarai merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak diseluruh dunia dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup, dan rasa penghargaan terhadap diri mereka. Penyediaan air bersih dan perilaku sanitasi yang baik disekolah juga menjadi salah satu cara untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals).

Para organisasi yang mendukung penyelenggaraaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia adalah Program Bank Dunia untuk Water and Sanitation Program (WSP/World Bank), UNICEF, USAID, Procter and Gamble dan Unilever